Uptodown, Jakarta – Bagi banyak orang yang berpuasa, perubahan gaya hidup seperti shalat malam dan aktivitas lainnya dapat menyebabkan berkurangnya waktu tidur dan masalah pencernaan seperti sembelit.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Medis Bulan Sabit Merah Iran, mereka yang berpuasa selama Ramadhan cenderung tidak mengalami sembelit, yang mengacu pada perasaan berat atau kenyang.
Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, sembelit terjadi ketika seseorang buang air besar kurang dari tiga kali seminggu. Buang air besar juga bisa terasa keras dan sulit dikeluarkan Bahkan setelah buang air besar, itu tidak akan kosong sepenuhnya
Asupan makanan Hidrasi Berbagai faktor dapat menyebabkan sembelit, termasuk faktor gaya hidup atau masalah nutrisi, tingkat aktivitas, dan tingkat stres. Kebanyakan orang mengalami sembelit, terutama saat bulan Ramadhan Menurut Studi Agama dan Kesehatan tahun 2017, orang yang berpuasa mengalami peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan sembelit yang signifikan.
Ahli gizi menawarkan beberapa cara untuk mengurangi sembelit selama Ramadhan Samina Qureshi, ahli gizi dan ahli gizi, khususnya mereka yang menderita sindrom iritasi usus besar. RDN telah melihatnya sendiri
“Klien saya yang berpuasa selama Ramadhan ingin mengetahui cara makan yang lebih baik sepanjang tahun dan cara menghindari sembelit selama puasa,” kata Qureshi kepada Health.
Di bawah ini, Qureshi menawarkan tips yang ia bagikan kepada kliennya untuk membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan sembelit selama bulan puasa Ramadhan.
Makan lebih sedikit selama Ramadhan adalah penyebab utama sembelit Selama puasa, orang makan dua kali sehari dan berbuka dengan sahur
Karena Anda dibatasi makan dua kali sehari saat berpuasa, penting untuk memastikan makanan tersebut kaya serat Dalam sebuah penelitian, peneliti menemukan bahwa mengonsumsi kurang dari 15 gram serat per hari meningkatkan risiko sembelit.
Makan sarapan kaya serat mengurangi risiko sembelit Oatmeal adalah pilihan yang cepat dan mudah serta mengandung serat yang memperlancar buang air besar, kata Qureshi.
Serat sangat penting untuk membuat tinja menjadi lunak dan mudah dikeluarkan Namun, bila Anda memilih suplemen serat dibandingkan serat alami; Anda tidak akan mendapatkan manfaat tambahan dari jumlah ekstra untuk membantu menggerakkan dan melunakkan tinja
Air dan serat berjalan beriringan Menambahkan lebih banyak serat tanpa menambahkan cukup cairan dapat menyebabkan lebih banyak sembelit, jelas Qureshi.
Minum kurang dari 750 ml (3 gelas) sehari bisa menyebabkan sembelit. Namun, kebutuhan air berbeda-beda pada setiap individu
Memenuhi kebutuhan cairan selama puasa mungkin sulit dilakukan Untuk mengatasi masalah tersebut, penting untuk rutin minum air putih di malam hari dibandingkan mandi cepat di pagi hari
Warna urin adalah cara sederhana untuk menilai tingkat hidrasi dan telah terbukti menjadi indikator akurat apakah Anda perlu minum lebih banyak. Warna urin yang normal adalah kuning muda hingga kuning Warna yang lebih gelap menunjukkan bahwa mungkin diperlukan lebih banyak cairan
Meskipun memperhatikan serat dan hidrasi merupakan langkah awal yang penting, ada beberapa langkah tambahan yang dapat membantu mengendalikan sembelit dan menjaga kelancaran usus. Perbaiki postur tubuh Anda: Posisi jongkok atau setengah jongkok merupakan posisi paling alami bagi tubuh kita dan mencegah stres berlebihan. Pernafasan: Menurut tinjauan penelitian medis, pernapasan diafragma lambat; Pernapasan dalam adalah otak, jantung mengendalikan sistem saraf otonom yang mempengaruhi pernapasan dan pencernaan. Usahakan bernapas dalam-dalam setiap hari, terutama saat Anda sedang buang air besar Bergerak: Sulit menemukan motivasi untuk berolahraga selama bulan Ramadhan, tetapi berjalan kaki saja dapat membantu mengatasi sembelit. Cobalah berjalan kaki dua kali sehari selama 15 menit
Jika Anda sudah mencoba semua tip yang tercantum atau Anda tidak yakin tentangnya, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk panduan lebih lanjut. Tindakan tambahan yang mungkin direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan mungkin termasuk pelunak tinja atau obat pencahar.