Uptodown, JAKARTA – Sebanyak 260 mahasiswa penerima beasiswa TELADAN 2024. Mereka berasal dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation, dimana 160 orang penerimanya berasal dari jalur pendaftaran reguler program TELADAN, dan tambahan 100 orang merupakan Indonesia Pintar Kartu – Perguruan Tinggi (pemegang KIP-K).
Hal ini merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang diberi nama KIP-K TELADAN.
BACA LEBIH LANJUT: Tanoto Foundation dan UNESCO mendorong peran generasi muda dalam implementasi kebijakan publik
“Penerima KIP-K TELADAN tidak akan menerima bantuan keuangan dari Tanoto Foundation seperti penerima biasa,” kata Head of Leadership Development and Scholarships Tanoto Foundation Michael Susanto dalam sambutannya saat pembukaan penerima Beasiswa TELADAN di Impact. Galeri Tanoto Foundation. , Senin (2 Mei).
Mereka, lanjutnya, akan dilibatkan dalam pengembangan keterampilan dan kompetensi.
BACA JUGA: Kemendikbudristek & Tanoto Foundation salurkan 76 ribu buku bacaan berkualitas
Mahasiswa yang lolos melalui serangkaian seleksi dari tahap awal dengan jumlah pendaftar sebanyak 6359 orang (program TELADAN reguler sebanyak 6099 orang dan rekomendasi kampus KIP-K TELADAN sebanyak 240 orang) hingga seleksi akhir dan terpilih sebanyak 260 mahasiswa.
“Mereka akan menerima program kepemimpinan TELADAN selama tiga setengah tahun mulai semester II hingga semester delapan,” ujarnya.
BACA LEBIH LANJUT: Pendaftaran Beasiswa Kepemimpinan TELADAN Tanoto Foundation telah dibuka, cek syarat dan ketentuannya
Program TELADAN merupakan wujud komitmen TF untuk melahirkan pemimpin masa depan Indonesia yang mampu menghadapi tantangan dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan.
Dijelaskannya, berbeda dengan program beasiswa pada umumnya, program TELADAN bertujuan untuk mempersiapkan pemimpin masa depan yang memiliki soft skill.
TF berharap program ini dapat mengembangkan para sarjana Tanoto sehingga dapat membangun rasa tanggung jawab sosial dan menggunakan keterampilan kepemimpinan mereka, yang dapat dijadikan sebagai bentuk kontribusi positif kepada komunitas dan masyarakat di masa depan.
Program TELADAN sendiri terdiri dari tiga fase selama tiga setengah tahun, dimana pemegang beasiswa Tanoto berkesempatan mendapatkan dukungan pengembangan kepemimpinan yang dirancang dalam beberapa fase, yakni: memimpin diri sendiri (semester kedua hingga keempat), memimpin orang lain (semester lima hingga enam), persiapan profesional (semester tujuh dan delapan) dan pengembangan mahasiswa.
Selama tahapan tersebut, Tanoto Fellows mempunyai kesempatan untuk melakukan penelitian, sponsorship, kerja komunitas, magang, pengembangan karir, belajar di luar negeri dan berjejaring dengan Tanoto Fellows lainnya di seluruh dunia.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelayanan Pendanaan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Abdul Kahar yang turut hadir langsung dalam acara pembukaan mengatakan, pada tahun 2030, 23 juta pekerjaan yang ada akan digantikan oleh otomatisasi, yaitu tugas yang berulang atau berulang.
“Bagaimanapun, terdapat sekitar 27 hingga 46 juta lapangan kerja baru. Bahkan, lebih dari 10 juta di antaranya merupakan jenis pekerjaan baru,” ujarnya.
Abdul Kahar mengatakan ini adalah sebuah peluang. Fungsi dan peran yang sangat dibutuhkan saat ini adalah bagaimana kita menjadi pembelajar yang kreatif dan inovatif.
“Program TELADAN Tanoto Foundation hadir untuk memfasilitasi semua itu,” kata Abdul Kahar.
Ia berpesan untuk tidak melewatkan kesempatan mengikuti pelatihan, termasuk Pelatihan Kepemimpinan Tanoto Foundation.
Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sri Suning Kusumawardani mengapresiasi langkah nyata yang dilakukan Tanoto Foundation melalui program SIGAP, PINTAR dan TELADAN. Secara khusus, program TELADAN sangat fokus pada pendidikan dan pembelajaran.
“Penyiapan pemimpin masa depan penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Kita berharap masyarakat cerdas menghadapi perubahan, para sarjana Tanoto adalah pembawa perubahan,” kata Prof. Berjemur.
Ia berharap jika ingin memasuki era transformasi digital, para sarjana Tanoto harus siap bersaing. (esy/jpnn)